deni januari

Ayah...
aku tau kau tak mengandungku
tapi darahmu mengalir ditubuhku
kau mewarisikuku kedermawaan dan kerendahan hati...

Ayah...
kau memang tak melahirkanku,
tapi gema suara adzanmulah yang pertama kali mengenalkanku pada
Allah Tuhanku..


Ayah...
aku tau kau tak menyusuiku,
tapi dari keringatmulah setiap suapan yang menjadi
air susu untuk kuminum...

Ayah...
kutau kau tak menjagaku setiap saat,
tapi aku tau, disetiap doamu kau tak pernah lupa menyebut nama
putra putramu ini...

Ayah
aku tak pernah mendengar tangismu,
yang kupikir kau begitu kuat dan tegar,
tapi tidak, semua kau lakukan hanya ingin membuatku tak ragu
untuk berlindung dilengan dan dadamu ketika aku merasa
tak aman...

Ayah...
kadang aku bertanya, kenapa pelukanmu tak sehangat
dan seerat ibu,
pikirku, mungkinkah kau tak begitu menyayangiku,
tapi tidak, semua kau lakukan karena takut tak bisa
melepaskanku, ketika tiba saatnya kedewasaanku
mengalihkan posisimu disampingku...

Ayah...
kenapa kau tak begitu khawatir dan takut ketika aku terluka
dan hampir putus asa..
kupikir kau tak begitu peduli terhadapku, tak seperti ibu
yang selalu mengkhawatirkaku..
tapi aku salah, semua kau lakukan karena kau ingin aku
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, kuat dan sabar..

Ayah...
disetiap tetes keringatmu, disetiap derai lelah nafasmu
disitu ada pembelajaran untukku, isitu ada ilmu yang
harus kupraktekkan..

meskipun surga ditelapak kaki ibu,
tapi ibu adalah tulang rusukmu ayah,
kalian adalah peran penting dalam hidupku...

terima kasih ayah...
kau telah mengajariku banyak hal...
maafkan aku ayah yang masih belum bisa membahagiakanmu
dan menjadi seperti yang engkau harapkan...

Ayah...
mungkin aku tak akan mampu mebalas semua pengorbananmu
tapi doaku akan selalu terlantu untukmu..

i miss you ayah...